Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2007

Gubernur Baru

Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kalimantan Barat akhirnya menetapkan pasangan Cornelis-Cristiandy Sanjaya sebagai Gubernur Provinsi Kalimantan Barat periode 2008-2013. Berdasarkan rekapitulasi data hasil pemilihan gubernur, pasangan Cornelis-Sanjaya meraih suara 930.679 (43,67%), disusul kemudian pasangan inchumbent Usman Jafar-LH Kadir sebesar 659.279 suara (30,94%), pasangan Oesman Sapta-Lyong 335.368 suara (15,74%), dan pasangan Akil-Mecer 205.763 suara (9,66%). Dari total jumlah pemilih 2.932.096, yang menggunakan hak pilih sebanyak 2.143.614 orang, yang terdiri dari 1.080.222 pemilih laki-laki dan 1.063.392 perempuan. Sementara mereka yang tidak menggunakan hak pilihnya sebanyak 788.482 orang (26,89%). Yang terdiri dari 420.168 laki-laki dan 368.314 perempuan. Pemilihan Gubernur yang dilakukan secara langsung untuk pertama kalinya dalam sejarah Kalimantan Barat itu telah usai. Harapan kepada Gubernur Baru juga seabrek. Kita tunggu saja, bagaimana sang pemenang dapat memenuhi h

Coblos

Pemilihan Gubernur Kalimantan Barat yang dilakukan secara langsung baru saja usai. Hingar-bingar pesta demokrasi yang menelan biaya miliaran rupiah pun reda sudah. Dalam beberapa hari kedepan kita baru akan tahu, siapa yang bakal memenangi pertandingan politik ini. Untuk sementara, hanya ada 2 pasangan calon yang saling klaim mengungguli lawan-lawannya. Kubu Cornelis mengatakan, merekalah yang unggul di 8 kabupaten dari 12 kabupaten yang ada di seluruh Kalbar. Sebaliknya kubu Usman Jafar mengatakan masih optimis bakal memenangi pilkada. Sementara pasangan yang lain lebih legowo untuk menerima apapun hasil pilgub kali ini, asalkan dilakukan secara demokratis dan tanpa rekayasa. Mari kita tunggu saja pengumuman KPUD yang bakal digelar tanggal 27 November mendatang. Apapun hasilnya, yang pasti pesta demokrasi itu usai sudah. Blogged with Flock

Warna-warni Pilkada

Pada 15 November 2007 nanti, rakyat Kalimantan Barat (Kalbar) akan datang ke tempat-tempat pemungutan suara untuk memilih gubernur dan wakil gubernur yang baru. Ini merupakan kali pertama rakyat Kalbar memilih gubernur dan wakil gubernur secara langsung. Berbeda dari pengalaman sebelumnya, di mana gubernur dan wakilnya dipilih oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Memasuki masa kampanye, suasana kota Pontianak semakin marak dengan umbul-umbul dan bendera partai politik pengusung pasangan calon gubernur. Warna merah dan hijau cukup dominan, sementara warna kuning maupun biru belum terlalu mencolok. Ada empat pasangan calon yang bakal mengadu peruntungan di pilkada ini. Mereka adalah pasangan Usman Jafar-LH. Kadir, Oesman Sapta-Lyong, Akil Mochtar-Mecer, dan Cornelis-Sanjaya. Usman dan Kadir merupakan pejabat gubernur dan wakil gubernur Kalbar saat ini, sedangkan Oesman Sapta seorang pengusaha yang pernah menjadi anggota MPR. Akil Mochtar saat ini masih anggota DPR RI, seme

Pengendali Udara

Beginilah jadinya kalo bayi umur 1,5 tahun jadi korban televisi. Adind tiba-tiba berubah jadi Avatar, tokoh film kartun yang saban hari diputar di salah satu televisi swasta. Konon dia Avatar yang terakhir, Sang Pengendali Udara. Ia dilahirkan kembali untuk menumpas keanggkara murkaan yang dikobarkan negara api. Hanya Avatar yang telah menguasai empat jurus pengendalian udara, air, tanah, dan api yang mampu menghentikan nafsu Kepala Suku Pengendali Api. Anda boleh percaya boleh tidak. Yang pasti serial Avatar menjadi tontonan anak-anak kita saat ini. Bila takut anak anda turut jadi korban, segeralah matikan televisi. Kalau masih tidak mempan juga, jual saja televisinya. Selamat mencoba.

Laskar Vibrant

Awal bulan ini aku berkesempatan menggunjungi Papua. Kali ini bukan untuk urus-urus lingkungan atau sumberdaya alam, sebagaimana biasa kalau aku pergi ke sana. Melainkan untuk fasilitasi training vibrant communication bagi aktivis stop AIDS. Enam hari penuh aku bersama 26 orang peserta training. Aku gunakan teknik menggambar yin-yang untuk perkenalan. Hasilnya cukup mengejutkan. Beberapa peserta menangis tersedu-sedu ketika menceritakan masa lalu yang sangat mempengaruhi hidupnya kini. Peserta makin heboh ketika dikenalkan teknik review dengan cara menggubah lagu. Lagu "ketahuan" yang sedang populer sengaja kami pilih. Teknik komunikasi verbal dan non-verbal juga aku perkenalkan pada para peserta. Untuk teknik non-verbal aku gunakan role play sending message. Penguasaan teknik komunikasi menjadi prasarat yang harus dimiliki oleh seorang fasilitator. Selanjutnya peserta diminta membuat poster tentang training idaman yang akan mereka buat dengan menggunakan potongan-potongan ga

Komik Satu

Waroeng Inspirasi

Saya dan beberapa kawan sedang menggagas Waroeng Inspirasi. Waroeng Inspirasi (i.waroeng) idealnya ada di jalan protokol, dimana akses ke kampus, perkantoran, dan bandara cukup dekat. i.waroeng akan menjual berbagai produk seperti kopi, minuman ringan, kue-kue, buku, tas, t-shit, pin, dan voucher hp. Di sini disediakan layanan internet gratis bagi tamu yang membeli kopi atau minaman ringan. Bagi tamu-tamu asing dan nasional, i.waroeng juga melayani jasa antar-jemput dan pembelian tiket pesawat. Di lantai dua, akan jadi tempat nongkrong bagi The Borneo Facilitators Club (BFC). Di sini, saban Sabtu akan digelar leadership training bagi mahasiswa secara gratis. Selain itu, The BFC juga akan melayani kursus reguler tentang vibrant facilitation setiap tiga bulan sekali. Pada moment-moment tertentu akan digelar diskusi dengan para narasumber nasional dan disiarkan secara live oleh radio lokal. Harapannya i.waroeng akan jadi community college bagi kawan-kawan di sini. Semoga ide ini bisa

Belajar Sejarah

Bersama 30-an kader SPKS kami belajar sejarah perkebunan di Indonesia, dari era kolonial hingga era sekarang. Belajar sejarah, menjadi lebih mudah sambil melihat foto-foto lama (hitam-putih) dari era kolonial. Kita seakan-akan berada pada masa itu. Kita seolah-olah merasakan betapa getir nasib bangsa ini ditindas bangsa asing, seiring dengan pembangunan perkebunan di Nusantara. Sejarah perkebunan di Nusantara, adalah sejarah kolonialisme itu sendiri. Masuknya bangsa-bangsa asing tidak terlepas dari upaya mereka untuk menguasai dan memonopoli hasil kebun rakyat Nusantara. Bahkan, praktek perkebunan modern saat ini, tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi pada beberapa ratus tahun yang lalu. Mempelajari sejarah sangat penting bagi para petani. Bung Karno pernah mengingatkan kita untuk jangan sekali-kali kita melupakan sejarah (Jas Merah). Bahkan Jas Merah sekarang sudah berganti Jaket Merah (Jangan keterlaluan melupakan sejarah).

Pendidikan Kader

Akhir pekan lalu, saya dan dua sahabat memfasilitasi pendidikan kader petani sawit di Sanggau. Kegiatan yang dilakukan selama 3 hari itu dimaksudkan untuk mencetak kader bagi Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Kalimantan Barat. Sebagai organisasi baru, SPKS membutuhkan banyak kader untuk menggerakkan roda organisasi. Dalam pendidikan ini, saya dibantu oleh dua sahabat saya yang selama ini sudah malang-melintang di dunia pendidikan petani, Fajri dan Hendra. Dengan sahabat yang terkahir ini, saya sudah lama tidak berkomunikasi. Tapi saya tahu betul, ia menjadi gawang bagi Serikat Tani Bengkulu (STAB).

Dedeng Alwi

Semak itu dibiarkan tumbuh liar. Kota Palu terasa panas, ketika kakiku menapaki komplek pekuburan itu. Di sini, bersemayam damai jasad sahabatku, Dedeng Alwi. Seorang sahabat yang sangat berkesan dalam hidupku. Tuhan punya rahasia. Dialah yang menentukan kapan saatnya seorang anak manusia dipanggil pulang. Termasuk sahabatku ini, dia dipanggil pulang dalam usia yang belum terlalu tua. Meski sesungguhnya, masih banyak kerja di dunia ini. Dari tanggannya, lahir berpuluh-puluh aktivis lingkungan yang pro rakyat. Maklum, almarhum adalah salah satu dedengkot aktivis LSM di Palu. Karena itu pulalah, aku mengenal sosok almarhum sebagai guru bertangan dingin. Bung, semoga engkau damai di sisi Tuhan Yang Maha Mengerti. Aku sangat kehilangan, sosok sahabat seperti kamu.

Dutpong

Saya baru kembali dari Kampung Cirewet untuk memfasilitasi Festival Kehutanan Adat yang diselenggarakan oleh KpSHK. Bila tidak macet, Kampung Cirewet bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor selama 2,5 jam dari Kota Bogor. Kenapa disebut Cirewet? Apakah orang-orang yang tinggal di sana memang terkenal cerewet? Ntahlah, karena saya tidak menemukan narasumber yang bisa menjelaskan dengan pasti asal-usul nama Cirewet itu. Yang jelas, ketika saya memasuki kampung ini, saya langsung disambut oleh udara dingin. Maklum kampung ini terletak di daerah pegunungan. Tidak cuma itu, airnya pun terasa dingin menggigit tulang. Dengan keramahan yang tidak dibuat-buat, warga Kampung Cirewet menyambut para peserta yang berasal dari berbagai pelosok Nusantara. Tarian khas Sunda pun mengiringi kedatangan kami. Tidak itu saja. Pada malam harinya, kami disuguhi tarian jaipong dan musik dangdut. Di wilayah ini, kombinasi dangdut dengan jaipong dikenal dengan kesenian dutpong. Joget penyanyinya teramat elok. D

Mati Lampu

mati lampu bapak ndak tau... aku sedang bermain dengan abangku... Begitu cuplikan lagu dangdut yang biasa dinyanyikan Paksi kalo lagi mati lampu di rumah. Dan Paksi terbilang sering nyanyi lagu itu, maklum di rumahnya memang teramat sering mati lampu. "Mengapa lampu mati pak?" begitu tanyanya lugu. Ya karena PLN, sebagai perusahaan monopoli listrik gak mampu mengalirkan listrik ke rumah. Karena pembangkitnya banyak yang rusak. Mana sumber energinya cuma dari BBM lagi. Sekarang khan BBM mulai langka. Makanya pemerintah sedang mencari sumber energi yang lain. Contohnya biodiesel. Untuk menyediakan biodiesel, pemerintah berencana mau memperluas kebun sawit di mana-mana. Ambil contoh di Kalbar. Kalo saat ini luas kebun sawit baru mencapai 400an ribu ha, maka rencananya akan dibuka kebun hingga lebih dari 2 juta ha. Katanya seh untuk sumber energi listrik, biar rumah Paksi gak sering mati lampu lagi. Sering mati lampu juga banyak dikeluhkan oleh pengusaha. Kata mereka usahanya gak

MK dan Pilkada

Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas judicial review UU No 32/2004 tentang Pemda bahwa Pilkada dapat diikuti oleh pasangan calon independen disambut gembira berbagai kalangan. Terutama mereka yang beranggapan bahwa parpol sebagai faktor penghambat hak-hak politik warga negara. Namun demikian putusan tersebut dianggap terlambat. Mengingat meski sudah jauh-jauh hari sebelumnya judicial review diajukan, putusannya baru dibacakan pada Senin, 23 Juli 2007 lalu. Sehingga beberapa calon independen untuk Pilgub DKI Jakarta sudah tidak memungkinkan ikut dalam Pilkada yang bakal digelar bulan depan. Berbeda dengan DKI Jakarta, di Kalimantan Barat, Pilgub baru akan dilaksanakan pada bulan November mendatang. Hal ini tentu saja akan merubah peta konstalasi politik di Kalbar. Bila selama ini hanya ada 3 pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang muncul menggunakan perahu parpol, pada hari-hari mendatang tentu akan diramaikan dengan kehadiran beberapa pasangan independen. Apapun modelnya, semo

Mac Paksi

Apa jadinya jika Paksi main game di Mac? Ya beginilah tampangnya. Lho tapi kok dia telanjang? Ya begitulah kelakuannya. Main game apa seh? Kok serius banget? Game Tribal Trouble. Kalo dia seh bilangnya Game Papua. Hehehe. Gamenya kayak apaan tuh? Paksi harus membuat 2 rumah, mirip rumah penduduk asli orang-orang Pegunungan Tengah Papua. Rumah pertama untuk memproduksi pasukan, dan rumah kedua untuk memproduksi senjata. Bisa dipilih, mau senjata tombak atau kampak. Untuk bisa membuat senjata, Paksi harus menguasai bahan baku berupa kayu dan bahan tambang yang tersedia di hutan. Namun sering kali terjadi perebutan sumberdaya dengan suku-suku musuh di sana. Untuk itu pasukan pemukul harus segera dikerahkan. Setelah tersedia cukup pasukan lengkap dengan senjatanya, tugas Paksi selanjutnya adalah mengempur markas suku-suku lawannya. Sampai seluruh pasukan musuh dan markasnya hancur, barulah Paksi dikatakan sebagai pemenang. Beginilah kebiasaan Paksi saban hari. Bangun tidur langsung main ga

Sekolah Dasar

Ini merupakan hari yang sangat bersejarah bagi Damar. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia menginjakkan kaki di Sekolah Dasar. Tepatnya di SD Bruder Nusa Indah Pontianak. Bagi kebanyakan orang, SD adalah tempat pertama untuk mengenal dunia sekolah. Namanya aja Sekolah Dasar. Namun sebelum memasuki SD, Damar telah masuk di Taman Kanak-kanak Primanda Untan. Mungkin karena namanya TK jadi gak dianggap sekolah, tapi tempat bermain. Namanya khan ada tamannya hehe. OK nak, selamat mengenal dunia yang baru ya. Belajarlah yang tekun, raihlah cita-citamu setinggi langit. Kamu sekarang sudah jadi anak sekolah. Tapi gak kayak Si Doel khan?

Mandi Bola

Ini sepenggal cerita dari aktivitas Damar Keina Lebaying. Damar begitu biasa ia dipanggil, memilih Taman Impian Jaya Ancol untuk mengisi liburan sekolahnya kemarin. Di Ancol, ada beberapa wahana permainan dan hiburan yang dia nikmati, bersama sepupunya, Rifqi, Denys, dan Hafidz. Pertama-tama dia mengunjungi Sea World. Melihat hiu dalam kenyataan merupakan pengalaman pertamanya. Karena selama ini ia baru melihat di film atau televisi. Dari Sea World, lantas mencoba naik Gondola. Melihat-lihat pemandangan kawasan Ancol dari dalam kereta gantung sungguh mengasyikkan. Meski Denys sempat agak ketakutan, Damar santai aja. Kemudian ia minta berenang di wahana Atlantis. Semua kolam dicobanya. Dari kolam air deras hingga mandi bola. Berenang memang kesukaannya. Kalo sudah berenang lupa deh harus berhenti. Lebih dari dua jam mereka habiskan waktunya di wahana ini. Tak terasa hari sudah menjelang petang. Sebelum pulang ke rumah mbahnya, mereka menyempatkan diri untuk melihat monumen. Capek banget

Kaki Pelangi

Ini kejadian yang sangat langka. Rabu 27 Juni 2007, sekitar jam 3 sore, Damar anak pertamaku teriak-teriak memanggil ibunya. "Ibu, ibu, ibu sini lihat ada pelangi di depan rumah kita," teriaknya. Ada apa dengan pelangi? bukankah melihat pelangi itu hal biasa? pikir ibunya. Memang betul, kalau kita melihatnya pelangi di atas langit. Tapi yang ini memang beda. Yang dilihat Damar adalah kaki pelangi. Ia melihatnya dari jarak sekitar 3 meter. Pelangi itu ada di depannya. Apa yang dilihat Damar juga dibenarkan oleh ibunya. Istriku itu merinding dibuatnya. Karena selama ini, ia pun baru pertama kali melihat kaki pelangi. Adakah ini fenomena alam biasa? Ataukan tanda keberuntungan bagi orang-orang yang melihatnya? Walahualam, yang jelas Damar dan ibunya telah melihat kaki pelangi, kemarin sore.

Petani Sawit

Saya baru kembali dari Bodok. Di sana saya memfasilitasi Rapat Kerja Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS). Selama 3 hari saya bergumul dengan 50 orang petani sawit dari berbagai wilayah di Kabupaten Sanggau. Kegiatan ini saya kemas dengan metode fasilitasi vibrant. Sessi pertama saya gunakan teknik discovery . Saya ajak peserta untuk menemukan pengalaman sukses diri maupun organisasi sebagai modal awal untuk melangkah ke depan. Hasilnya sungguh dasyat. Meski SPKS baru berumur setahun, ternyata organisasi ini sudah sangat diperhitungkan di tingkat lokal. Salah satu dampaknya adalah naiknya harga tandan buah segar (TBS) produksi petani. Bila sebelum ada SPKS harga TBS tertinggi di kisaran Rp 500 per kg, maka setelah para petani membentuk organisasi ini harganya meningkat menjadi Rp 1.200 per kg. Sessi kedua saya lanjutkan dengan teknik dream . Peserta saya ajak untuk memimpikan situasi yang diharapkan terjadi pada petani sawit 5 tahun yang akan datang. Pada intinya mereka memimpikan "

Puning

Akhir tahun lalu saya berkesempatan mengunjungi Sungai Puning di daerah Buntok, Kalimantan Tengah. Wilayah Sungai Puning merupakan kawasan ekosistem air hitam. Konon di dunia hanya ada 2 ekosistem air hitam. Satu lagi di daerah Amazon, Brasil. Meski nampak hitam, namun bila kita ambil airnya sesungguhnya jernih. Waran hitam lebih dipengaruhi oleh warna permukaan tanah yang berupa gambut. Tanah gambut terbentuk dari serasah tumbuh-tumbuhan yang hidup ribuan tahun yang lalu. Masyarakat yang tinggal di kawasan ini, membangun rumah terapung di pinggir sungai. Rumah terapung ini dikenal dengan nama lanting . Pilihan tinggal di rumah terapung ini sesuai dengan kondisi alam setempat. Maklum saja, bila musim penghujan tiba, ketinggian air bisa mencapai 20 meter. Bayangkan kalau mereka harus tinggal di darat, bisa tenggelam nanti. Saat musim penghujan tiba, biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mengambil kayu. Sayangnya mereka hanya bisa menikmati sisa-sisa kayu yang telah dibaba

Model

Beginilah lenggak-lenggok Damar Keina Lebaying. Bak peragawan, ia menunjukkan kepiawaiannya di atas catwalk. Melangkah pasti di depan para penonton yang memadati sekolahnya pada peringatan Hari Kartini, 21 April 2007 yang lalu. Dari sekian puluh kawan-kawannya, kebetulan hanya Damar, begitu nama panggilannya, yang mengenakan busana adat Dayak Kantu, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Awalnya dia menolak memakai pakaian adat. Mungkin gerah dan tidak biasa. Namun setelah dipakainya, eh dia malah senang dan bangga tampil di hadapan khalayak yang hadir pada saat itu. Dia bangga bisa tampil beda dibanding kawan-kawannya yang berpakaian adat yang lain dan tampak sudah umum dilihat orang. Itulah penampilan Damar pada Hari Kartini di sekolahnya.

Sangalaki

Akhir tahun lalu saya punya kesempatan berkunjung ke Kalimantan Timur. Salah satu tempat yang saya kunjungi yaitu Pulau Sangalaki di Gugus Kepulauan Derawan. Pulau Sangalaki menjadi begitu terkenal di dunia karena di sini surganya penyu. Hingga tidak mengherankan jika banyak lembaga konservasi internasional mendirikan stasiun monitoring penyu di Sangalaki. Konon, Pulau Sangalaki merupakan salah satu tempat di dunia di mana, penyu mencari makan, kawin dan bertelur di sini. Selain penyu hijau, ada juga penyu sisik yang berada di perairan Kepulauan Derawan. Telur, daging dan tempurung penyu masih banyak diburu orang. Hingga populasi penyu di sini mulai terancam. Sebetulnya bukan masyarakat lokal yang memburu penyu. Mereka adalah toke-toke dari luar yang bermodal besar. Upaya konservasi penyu tanpa meperhatikan eksistensi masyarakat lokal, sama artinya dengan membunuh mereka secara perlahan. Oleh karenanya, menjadi suatu keniscayaan bagi para penyelamat penyu untuk melibatkan masyarakat

Empat

Tak terasa, Paksi sudah empat tahun, tanggal 26 Mei yang lalu. Perayaan sederhana digelar di rumah neneknya. Seperti biasa, neneknya bikin kue ulang tahun. Temen-temen dekat Paksi turut diundang untuk sama-sama makan kue. Happy birthday Paksi, semoga kamu sehat selalu dan makin pinter aja, ya nak.

Sentani

Jika anda berkunjung ke Jayapura menggunakan pesawat, tentu anda akan mendarat di Bandar Udara Sentani. Nama Sentani diambil dari nama sebuah danau di wilayah ini. Pada Agustus 2006, saya sempat bermalam beberapa hari di sebuah kampung di tepian Danau Sentani. Perumahan penduduk merupakan rumah panggung di tepian danau. Untuk kebutuhan air bersih, mereka memanfaatkan air danau. Sagu adalah makanan pokok masyarakat Sentani. Sedangkan untuk kebutuhan protein hewani, mereka penuhi dengan cara memancing ikan yang masih cukup banyak tersedia di danau ini. Ada satu jenis buah yang cukup khas di wilayah ini. Namanya buah matoa. Dan matoa terbaik, atau matoa kelapa banyak terdapat di sini. Saya sarankan, jika anda sempat mampir di Jayapura, jangan lupa mencicipi buah matoa kelapa dari Sentani.

Pakspidy

Ini cerita tentang Paksi yang berubah jadi Spiderman. Habis nonton Spiderma 3, Paksi lalu berganti kostum ala jagoannya itu. Dengan demikian dia berganti nama menjadi Pakspidy. Dan dalam cerita ini, dikisahkan dia mau beranterm dengan kembarannya yang berwatak jahat. Setelah melalui pertarungan yang cukup seru di atas genteng rumahnya, kembarannya akhirnya kalah dan menghilang ntah kemana. Demikianlah cerita singkat tentang pertarungan Pakspidy dengan kembarannya yang cukup seru. Dan penonton kembali tertawa senang, melihat jagoannya menang.

Bungaku

Adinda Sekaring Wana, begitu nama lengkapnya. Dia anakku yang ketiga, dan memang perempuan. Dua abangnya yang lain adalah jagoan alias laki-laki. Maka wajarlah kalau Adind, begitu nama panggilannya merupakan bunga bagiku. Umurnya belum lagi setahun. Nanti, pada 5 Juli 2007, dia baru akan genap setahun. Aku begitu terinspirasi olehnya. Dia begitu lucu. Sehingga aku akan selalu kangen untuk segera menggendongnya. Bungaku, aku pun selalu akan menggendongmu. Kecuali bapakmu ini sudah tidak kuat lagi menggendongmu. Atau kamu malu digendong bapak, karena kamu sudah besar nak.

Bugau

Ini kali kedua saya ke Senaning. Bila pada kesempatan pertama saya menempuh perjalanan darat lewat Balai Karangan, maka kali ini perjalanan ditempuh dengan speedboat dari Sintang. Tidak kurang dari 8 jam waktu yang saya perlukan untuk sampai di Senaning menggunakan speedboat bertenaga 40 PK. Kedatangan saya ke wilayah yang berbatasan dengan Negara Bagian Serawak Malaysia ini untuk memfasilitasi Kongres Adat Bugau yang kedua. Masyarakat Adat Bugau tersebar di 15 kampung di wilayah Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang. Saat ini, mereka sedang berjuang melawan rencana ekspansi perkebunan besar kelapa sawit dan eksploitasi pertambangan batubara. Padahal, wilayah mereka merupakan salah satu sentra perkebunan karet di Kalimantan Barat. Selain itu, wilayah mereka juga merupakan daerah penyangga bagi sumber air yang mengalir ke Sungai Kapuas. Inisiatif Masyarakat Adat Bugau untuk mempertahankan wilayah hidupnya patut kita dukung. Melalui Kongres Adat Bugau kedua ini, mereka merapatkan ba

Nonton

Minggu lalu, saya dan istri mengajak anak kami, Damar (6th) dan Paksi (4th) nonton Spiderman 3 di Studio 21 Ayani. Ini merupakan pengalaman pertama anak-anak kami nonton film di gedung bioskop. Karena baru pertama, mereka menganggap gedung bioskop seperti rumah sendiri aja. Bayangkan, di dalam gedung mereka brisik bukan main. Teriak-teriak sesuka hatinya. Karuan saja, orang-orang yang lagi pada nonton merasa terganggu. Saya berusaha menenangkan anak-anak supaya tidak mengganggu penonton yang lain. Tapi sebentar saja, setelah itu mereka kembali brisik. Seakan tidak ada orang lain yang ikut menonton. Bukan cuma berisik, mereka juga bolak-balik ke kamar kecil. Ya pipislah. Ya eeklah. Aduh, capek deh. Tapi ya dasar namanya anak-anak. Apa lagi baru pertama kali nonton bioskop. Jadi saya cukup maklum lah.

Mimpi Paksi

Mentari belum lagi beranjak dari cakrawala. Paksi, anakku yang kedua tiba-tiba terbangun sambil menangis. Karuan saja ibunya langsung mendekapnya, sambil bertanya, "Dede kenapa nangis?". "Dede mimpikah?," lanjutnya. "Mana mainan kura-kura ninja Dede bu?," begitu ungkap Paksi yang biasa dipanggil Dede. Oh, rupanya Paksi, baru saja mimpi sedang bermain dengan boneka kura-kura ninja, seperti yang sering diiklankan di televisi swasta. Meski hanya bermimpi, tapi bagi Paksi yang usianya hampir 4 tahun, itu seperti riil adanya. Dia tidak mengerti apa bedanya mimpi dengan dunia nyata. Maka terus saja dia mencari-cari di mana mainannya itu berada.

Advokasi

Acap kali kita mendengar orang mengucapkan advokasi. Atau dalam pengertian sederhananya berarti pembelaan. Tujuan advokasi biasanya berupa perubahan kebijakan. Di mana kebijakan yang kita inginkan harus berpihak kepada kepentingan rakyat maupun lingkungan. Perubahan kebijakan mencakup tiga hal: baik isi, struktur, maupun kulturnya. Menurut Mansour Faqih, ada tiga lini dalam melakukan advokasi non litigasi. Lini pertama adalah pengorganisasian rakyat, hasilnya diharapkan tersedianya massa aksi. Lini kedua adalah kampanye, hasilnya diharapkan tersedianya aliansi yang masif. Dan lini ketiga adalah riset yang hasilnya adalah tersedianya alternatif kebijakan. Untuk mendukung kerja-kerja advokasi tersebut, haruslah tersedia sumberdaya yang memadai, baik orang, alat maupun dana. Dan untuk mengukur capaian kerjanya diperlukan adanya monitoring dan evaluasi secara terus-menerus.

Sungai Kapuas

Sungai Kapuas membentang dari Kapuas Hulu hingga Selat Karimata di Kalimantan Barat. Sungai yang panjangnya 1.143 km ini merupakan sungai terpanjang di Indonesia. Di sini ditemukan tidak kurang dari 300 jenis ikan. Selain digunakan sebagai sarana transportasi air, Sungai Kapuas juga merupakan bahan baku air bersih bagi masyarakat Pontianak. Sayangnya saat ini Sungai Kapuas sudah tercemar oleh mercuri akibat penambangan emas yang tidak mengindahkan kelestariang lingkungan. Selain itu, sungai ini juga dicemari oleh limbah pabrik kelapa sawit, serta berbagai industri yang berjajar di sempadan sungai. Akankan Sungai Kapuas benar-benar tidak bisa lagi dikonsumsi?

Wamena

Ini gambar saya di Wamena. Tepatnya di Kampung Walaik. Waktu itu saya sedang melakukan evaluasi tentang program kemiskinan di sana. Tampak masyarakat Suku Lani sangat antusias berdiskusi tentang berbagai program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan berbagai pihak di kampungnya. Bila dibandingkan dengan masyarakat Indonesia pada umumnya, mereka jauh sangat tertinggal. Namun demikian mereka tidak pernah menyerah dengan kondisi yang serba sangat terbatas itu.

Aceh

Blang Me, 2 bulan setelah dilanda gempa dan tsunami pada 26 Desember 2004. Kebetulan saya sempat singgah di sana. Tampak pemukiman penduduk rata dengan tanah dilanda badai tsunami. Situasi seperti ini juga meliputi hampir seluruh pesisir Aceh kala itu.

Tertawa

Inilah tawa ceria anak-anakku. Paling depan, Adind (10 bulan), anak ketiga saya. Di belakangnya, Damar (6 tahun), anak pertama saya. Dan paling belakang, Paksi (4 tahun), anak kedua saya. Kalau lagi berkumpul, terutama kalau saya sedang bersama mereka, mereka selalu ceria. Tertawa, teriak-teriak selalu mengiringi hari-hari mereka. Mereka itulah permata hati saya. Merekalah sumber inspirasi saya. Kebahagiaan tertinggi saya, manakala saya bisa membahagiakan mereka. Tiada hari yang lebih membahagiakan saya, selain bersama anak-anak saya itu. Demi mereka, saya rela berbuat apa saja. Saya dan mereka serasa tak bisa dipisahkan. Saya cuma berharap mereka bisa selalu bahagia bersama saya. Sampai selama-lamanya.

Kesan Pertama

Blogger ini begitu menggoda saya. Selain mudah dibikin, juga cepat untuk updatenya. Sehingga ketika saya pertama membuka blog ini, saya jadi tergoda untuk membuatnya. Apalagi saya memang terbiasa menulis di blog. Dan mudah-mudahan dengan keleluasaan yang dimiliki blog ini, saya bisa tambah sering menulis di blog ini. Selamat mengikuti.