Langsung ke konten utama

Warna-warni Pilkada

Pada 15 November 2007 nanti, rakyat Kalimantan Barat (Kalbar) akan datang ke tempat-tempat pemungutan suara untuk memilih gubernur dan wakil gubernur yang baru.

Ini merupakan kali pertama rakyat Kalbar memilih gubernur dan wakil gubernur secara langsung. Berbeda dari pengalaman sebelumnya, di mana gubernur dan wakilnya dipilih oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Memasuki masa kampanye, suasana kota Pontianak semakin marak dengan umbul-umbul dan bendera partai politik pengusung pasangan calon gubernur. Warna merah dan hijau cukup dominan, sementara warna kuning maupun biru belum terlalu mencolok.

Ada empat pasangan calon yang bakal mengadu peruntungan di pilkada ini. Mereka adalah pasangan Usman Jafar-LH. Kadir, Oesman Sapta-Lyong, Akil Mochtar-Mecer, dan Cornelis-Sanjaya. Usman dan Kadir merupakan pejabat gubernur dan wakil gubernur Kalbar saat ini, sedangkan Oesman Sapta seorang pengusaha yang pernah menjadi anggota MPR. Akil Mochtar saat ini masih anggota DPR RI, sementara Cornelis masih Bupati Landak, Kalbar.

Siapa yang bakal memenangi pilkada? masih sulit diprediksi saat ini, karena masing-masing pasangan memiliki peluang yang sama, itu kalau dilihat dari beberapa hasil polling yang dilakukan media massa lokal.

Kita hanya berharap, siapa pun yang beruntung nanti, sebaiknya menepati janji-janjinya selama masa kampanye ini. Sebagaimana biasa, janji-janji kampanye selalu yang indah-indah. Sementara ketika sudah menjabat, sering lupa dengan janji-janjinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekolah Dasar

Ini merupakan hari yang sangat bersejarah bagi Damar. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia menginjakkan kaki di Sekolah Dasar. Tepatnya di SD Bruder Nusa Indah Pontianak. Bagi kebanyakan orang, SD adalah tempat pertama untuk mengenal dunia sekolah. Namanya aja Sekolah Dasar. Namun sebelum memasuki SD, Damar telah masuk di Taman Kanak-kanak Primanda Untan. Mungkin karena namanya TK jadi gak dianggap sekolah, tapi tempat bermain. Namanya khan ada tamannya hehe. OK nak, selamat mengenal dunia yang baru ya. Belajarlah yang tekun, raihlah cita-citamu setinggi langit. Kamu sekarang sudah jadi anak sekolah. Tapi gak kayak Si Doel khan?

Dedeng Alwi

Semak itu dibiarkan tumbuh liar. Kota Palu terasa panas, ketika kakiku menapaki komplek pekuburan itu. Di sini, bersemayam damai jasad sahabatku, Dedeng Alwi. Seorang sahabat yang sangat berkesan dalam hidupku. Tuhan punya rahasia. Dialah yang menentukan kapan saatnya seorang anak manusia dipanggil pulang. Termasuk sahabatku ini, dia dipanggil pulang dalam usia yang belum terlalu tua. Meski sesungguhnya, masih banyak kerja di dunia ini. Dari tanggannya, lahir berpuluh-puluh aktivis lingkungan yang pro rakyat. Maklum, almarhum adalah salah satu dedengkot aktivis LSM di Palu. Karena itu pulalah, aku mengenal sosok almarhum sebagai guru bertangan dingin. Bung, semoga engkau damai di sisi Tuhan Yang Maha Mengerti. Aku sangat kehilangan, sosok sahabat seperti kamu.

Kaki Pelangi

Ini kejadian yang sangat langka. Rabu 27 Juni 2007, sekitar jam 3 sore, Damar anak pertamaku teriak-teriak memanggil ibunya. "Ibu, ibu, ibu sini lihat ada pelangi di depan rumah kita," teriaknya. Ada apa dengan pelangi? bukankah melihat pelangi itu hal biasa? pikir ibunya. Memang betul, kalau kita melihatnya pelangi di atas langit. Tapi yang ini memang beda. Yang dilihat Damar adalah kaki pelangi. Ia melihatnya dari jarak sekitar 3 meter. Pelangi itu ada di depannya. Apa yang dilihat Damar juga dibenarkan oleh ibunya. Istriku itu merinding dibuatnya. Karena selama ini, ia pun baru pertama kali melihat kaki pelangi. Adakah ini fenomena alam biasa? Ataukan tanda keberuntungan bagi orang-orang yang melihatnya? Walahualam, yang jelas Damar dan ibunya telah melihat kaki pelangi, kemarin sore.