Akhir tahun lalu saya berkesempatan mengunjungi Sungai Puning di daerah Buntok, Kalimantan Tengah. Wilayah Sungai Puning merupakan kawasan ekosistem air hitam. Konon di dunia hanya ada 2 ekosistem air hitam. Satu lagi di daerah Amazon, Brasil.
Meski nampak hitam, namun bila kita ambil airnya sesungguhnya jernih. Waran hitam lebih dipengaruhi oleh warna permukaan tanah yang berupa gambut. Tanah gambut terbentuk dari serasah tumbuh-tumbuhan yang hidup ribuan tahun yang lalu.
Masyarakat yang tinggal di kawasan ini, membangun rumah terapung di pinggir sungai. Rumah terapung ini dikenal dengan nama lanting. Pilihan tinggal di rumah terapung ini sesuai dengan kondisi alam setempat. Maklum saja, bila musim penghujan tiba, ketinggian air bisa mencapai 20 meter. Bayangkan kalau mereka harus tinggal di darat, bisa tenggelam nanti.
Saat musim penghujan tiba, biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mengambil kayu. Sayangnya mereka hanya bisa menikmati sisa-sisa kayu yang telah dibabat habis oleh Perusahaan HPH beberapa waktu yang lalu.
Meski nampak hitam, namun bila kita ambil airnya sesungguhnya jernih. Waran hitam lebih dipengaruhi oleh warna permukaan tanah yang berupa gambut. Tanah gambut terbentuk dari serasah tumbuh-tumbuhan yang hidup ribuan tahun yang lalu.
Masyarakat yang tinggal di kawasan ini, membangun rumah terapung di pinggir sungai. Rumah terapung ini dikenal dengan nama lanting. Pilihan tinggal di rumah terapung ini sesuai dengan kondisi alam setempat. Maklum saja, bila musim penghujan tiba, ketinggian air bisa mencapai 20 meter. Bayangkan kalau mereka harus tinggal di darat, bisa tenggelam nanti.
Saat musim penghujan tiba, biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mengambil kayu. Sayangnya mereka hanya bisa menikmati sisa-sisa kayu yang telah dibabat habis oleh Perusahaan HPH beberapa waktu yang lalu.
Komentar