Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2007

Mati Lampu

mati lampu bapak ndak tau... aku sedang bermain dengan abangku... Begitu cuplikan lagu dangdut yang biasa dinyanyikan Paksi kalo lagi mati lampu di rumah. Dan Paksi terbilang sering nyanyi lagu itu, maklum di rumahnya memang teramat sering mati lampu. "Mengapa lampu mati pak?" begitu tanyanya lugu. Ya karena PLN, sebagai perusahaan monopoli listrik gak mampu mengalirkan listrik ke rumah. Karena pembangkitnya banyak yang rusak. Mana sumber energinya cuma dari BBM lagi. Sekarang khan BBM mulai langka. Makanya pemerintah sedang mencari sumber energi yang lain. Contohnya biodiesel. Untuk menyediakan biodiesel, pemerintah berencana mau memperluas kebun sawit di mana-mana. Ambil contoh di Kalbar. Kalo saat ini luas kebun sawit baru mencapai 400an ribu ha, maka rencananya akan dibuka kebun hingga lebih dari 2 juta ha. Katanya seh untuk sumber energi listrik, biar rumah Paksi gak sering mati lampu lagi. Sering mati lampu juga banyak dikeluhkan oleh pengusaha. Kata mereka usahanya gak

MK dan Pilkada

Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas judicial review UU No 32/2004 tentang Pemda bahwa Pilkada dapat diikuti oleh pasangan calon independen disambut gembira berbagai kalangan. Terutama mereka yang beranggapan bahwa parpol sebagai faktor penghambat hak-hak politik warga negara. Namun demikian putusan tersebut dianggap terlambat. Mengingat meski sudah jauh-jauh hari sebelumnya judicial review diajukan, putusannya baru dibacakan pada Senin, 23 Juli 2007 lalu. Sehingga beberapa calon independen untuk Pilgub DKI Jakarta sudah tidak memungkinkan ikut dalam Pilkada yang bakal digelar bulan depan. Berbeda dengan DKI Jakarta, di Kalimantan Barat, Pilgub baru akan dilaksanakan pada bulan November mendatang. Hal ini tentu saja akan merubah peta konstalasi politik di Kalbar. Bila selama ini hanya ada 3 pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang muncul menggunakan perahu parpol, pada hari-hari mendatang tentu akan diramaikan dengan kehadiran beberapa pasangan independen. Apapun modelnya, semo

Mac Paksi

Apa jadinya jika Paksi main game di Mac? Ya beginilah tampangnya. Lho tapi kok dia telanjang? Ya begitulah kelakuannya. Main game apa seh? Kok serius banget? Game Tribal Trouble. Kalo dia seh bilangnya Game Papua. Hehehe. Gamenya kayak apaan tuh? Paksi harus membuat 2 rumah, mirip rumah penduduk asli orang-orang Pegunungan Tengah Papua. Rumah pertama untuk memproduksi pasukan, dan rumah kedua untuk memproduksi senjata. Bisa dipilih, mau senjata tombak atau kampak. Untuk bisa membuat senjata, Paksi harus menguasai bahan baku berupa kayu dan bahan tambang yang tersedia di hutan. Namun sering kali terjadi perebutan sumberdaya dengan suku-suku musuh di sana. Untuk itu pasukan pemukul harus segera dikerahkan. Setelah tersedia cukup pasukan lengkap dengan senjatanya, tugas Paksi selanjutnya adalah mengempur markas suku-suku lawannya. Sampai seluruh pasukan musuh dan markasnya hancur, barulah Paksi dikatakan sebagai pemenang. Beginilah kebiasaan Paksi saban hari. Bangun tidur langsung main ga

Sekolah Dasar

Ini merupakan hari yang sangat bersejarah bagi Damar. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia menginjakkan kaki di Sekolah Dasar. Tepatnya di SD Bruder Nusa Indah Pontianak. Bagi kebanyakan orang, SD adalah tempat pertama untuk mengenal dunia sekolah. Namanya aja Sekolah Dasar. Namun sebelum memasuki SD, Damar telah masuk di Taman Kanak-kanak Primanda Untan. Mungkin karena namanya TK jadi gak dianggap sekolah, tapi tempat bermain. Namanya khan ada tamannya hehe. OK nak, selamat mengenal dunia yang baru ya. Belajarlah yang tekun, raihlah cita-citamu setinggi langit. Kamu sekarang sudah jadi anak sekolah. Tapi gak kayak Si Doel khan?

Mandi Bola

Ini sepenggal cerita dari aktivitas Damar Keina Lebaying. Damar begitu biasa ia dipanggil, memilih Taman Impian Jaya Ancol untuk mengisi liburan sekolahnya kemarin. Di Ancol, ada beberapa wahana permainan dan hiburan yang dia nikmati, bersama sepupunya, Rifqi, Denys, dan Hafidz. Pertama-tama dia mengunjungi Sea World. Melihat hiu dalam kenyataan merupakan pengalaman pertamanya. Karena selama ini ia baru melihat di film atau televisi. Dari Sea World, lantas mencoba naik Gondola. Melihat-lihat pemandangan kawasan Ancol dari dalam kereta gantung sungguh mengasyikkan. Meski Denys sempat agak ketakutan, Damar santai aja. Kemudian ia minta berenang di wahana Atlantis. Semua kolam dicobanya. Dari kolam air deras hingga mandi bola. Berenang memang kesukaannya. Kalo sudah berenang lupa deh harus berhenti. Lebih dari dua jam mereka habiskan waktunya di wahana ini. Tak terasa hari sudah menjelang petang. Sebelum pulang ke rumah mbahnya, mereka menyempatkan diri untuk melihat monumen. Capek banget