Langsung ke konten utama

MK dan Pilkada

Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas judicial review UU No 32/2004 tentang Pemda bahwa Pilkada dapat diikuti oleh pasangan calon independen disambut gembira berbagai kalangan. Terutama mereka yang beranggapan bahwa parpol sebagai faktor penghambat hak-hak politik warga negara.

Namun demikian putusan tersebut dianggap terlambat. Mengingat meski sudah jauh-jauh hari sebelumnya judicial review diajukan, putusannya baru dibacakan pada Senin, 23 Juli 2007 lalu. Sehingga beberapa calon independen untuk Pilgub DKI Jakarta sudah tidak memungkinkan ikut dalam Pilkada yang bakal digelar bulan depan.

Berbeda dengan DKI Jakarta, di Kalimantan Barat, Pilgub baru akan dilaksanakan pada bulan November mendatang. Hal ini tentu saja akan merubah peta konstalasi politik di Kalbar. Bila selama ini hanya ada 3 pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang muncul menggunakan perahu parpol, pada hari-hari mendatang tentu akan diramaikan dengan kehadiran beberapa pasangan independen.

Apapun modelnya, semoga saja Pilkada Gubernur Kalbar mendatang tetap damai dan menjunjung sportifitas. Dan mereka yang terpilih sebaiknya yang punya komitmen kuat membawa Kalbar menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekolah Dasar

Ini merupakan hari yang sangat bersejarah bagi Damar. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia menginjakkan kaki di Sekolah Dasar. Tepatnya di SD Bruder Nusa Indah Pontianak. Bagi kebanyakan orang, SD adalah tempat pertama untuk mengenal dunia sekolah. Namanya aja Sekolah Dasar. Namun sebelum memasuki SD, Damar telah masuk di Taman Kanak-kanak Primanda Untan. Mungkin karena namanya TK jadi gak dianggap sekolah, tapi tempat bermain. Namanya khan ada tamannya hehe. OK nak, selamat mengenal dunia yang baru ya. Belajarlah yang tekun, raihlah cita-citamu setinggi langit. Kamu sekarang sudah jadi anak sekolah. Tapi gak kayak Si Doel khan?

Dedeng Alwi

Semak itu dibiarkan tumbuh liar. Kota Palu terasa panas, ketika kakiku menapaki komplek pekuburan itu. Di sini, bersemayam damai jasad sahabatku, Dedeng Alwi. Seorang sahabat yang sangat berkesan dalam hidupku. Tuhan punya rahasia. Dialah yang menentukan kapan saatnya seorang anak manusia dipanggil pulang. Termasuk sahabatku ini, dia dipanggil pulang dalam usia yang belum terlalu tua. Meski sesungguhnya, masih banyak kerja di dunia ini. Dari tanggannya, lahir berpuluh-puluh aktivis lingkungan yang pro rakyat. Maklum, almarhum adalah salah satu dedengkot aktivis LSM di Palu. Karena itu pulalah, aku mengenal sosok almarhum sebagai guru bertangan dingin. Bung, semoga engkau damai di sisi Tuhan Yang Maha Mengerti. Aku sangat kehilangan, sosok sahabat seperti kamu.

Kaki Pelangi

Ini kejadian yang sangat langka. Rabu 27 Juni 2007, sekitar jam 3 sore, Damar anak pertamaku teriak-teriak memanggil ibunya. "Ibu, ibu, ibu sini lihat ada pelangi di depan rumah kita," teriaknya. Ada apa dengan pelangi? bukankah melihat pelangi itu hal biasa? pikir ibunya. Memang betul, kalau kita melihatnya pelangi di atas langit. Tapi yang ini memang beda. Yang dilihat Damar adalah kaki pelangi. Ia melihatnya dari jarak sekitar 3 meter. Pelangi itu ada di depannya. Apa yang dilihat Damar juga dibenarkan oleh ibunya. Istriku itu merinding dibuatnya. Karena selama ini, ia pun baru pertama kali melihat kaki pelangi. Adakah ini fenomena alam biasa? Ataukan tanda keberuntungan bagi orang-orang yang melihatnya? Walahualam, yang jelas Damar dan ibunya telah melihat kaki pelangi, kemarin sore.