Awal bulan ini aku berkesempatan menggunjungi Papua. Kali ini bukan untuk urus-urus lingkungan atau sumberdaya alam, sebagaimana biasa kalau aku pergi ke sana. Melainkan untuk fasilitasi training vibrant communication bagi aktivis stop AIDS.
Enam hari penuh aku bersama 26 orang peserta training. Aku gunakan teknik menggambar yin-yang untuk perkenalan. Hasilnya cukup mengejutkan. Beberapa peserta menangis tersedu-sedu ketika menceritakan masa lalu yang sangat mempengaruhi hidupnya kini. Peserta makin heboh ketika dikenalkan teknik review dengan cara menggubah lagu. Lagu "ketahuan" yang sedang populer sengaja kami pilih.
Teknik komunikasi verbal dan non-verbal juga aku perkenalkan pada para peserta. Untuk teknik non-verbal aku gunakan role play sending message. Penguasaan teknik komunikasi menjadi prasarat yang harus dimiliki oleh seorang fasilitator.
Selanjutnya peserta diminta membuat poster tentang training idaman yang akan mereka buat dengan menggunakan potongan-potongan gambar dari majalah bekas. Untuk evaluasi, aku gunakan peta pikiran guna mengukur sejauh mana peserta mampu menyerap materi selama enam hari itu.
Dan diakhir acara, dideklarasikan Laskar Vibrant Papua. Ke-26 peserta itulah yang akan mempromosikan teknik dan metode fasilitasi vibrant di sana. Semoga sekses selalu.
Enam hari penuh aku bersama 26 orang peserta training. Aku gunakan teknik menggambar yin-yang untuk perkenalan. Hasilnya cukup mengejutkan. Beberapa peserta menangis tersedu-sedu ketika menceritakan masa lalu yang sangat mempengaruhi hidupnya kini. Peserta makin heboh ketika dikenalkan teknik review dengan cara menggubah lagu. Lagu "ketahuan" yang sedang populer sengaja kami pilih.
Teknik komunikasi verbal dan non-verbal juga aku perkenalkan pada para peserta. Untuk teknik non-verbal aku gunakan role play sending message. Penguasaan teknik komunikasi menjadi prasarat yang harus dimiliki oleh seorang fasilitator.
Selanjutnya peserta diminta membuat poster tentang training idaman yang akan mereka buat dengan menggunakan potongan-potongan gambar dari majalah bekas. Untuk evaluasi, aku gunakan peta pikiran guna mengukur sejauh mana peserta mampu menyerap materi selama enam hari itu.
Dan diakhir acara, dideklarasikan Laskar Vibrant Papua. Ke-26 peserta itulah yang akan mempromosikan teknik dan metode fasilitasi vibrant di sana. Semoga sekses selalu.
Komentar