Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2009

Tujuan Pertemuan

Suasana pertemuan begitu gaduh. Peserta mengoceh tak karuan. Mereka merasa tidak diberikan informasi yang cukup tentang maksud dari pertemuan yang diikutinya malam itu. Beruntung, seorang anak muda tampil ke depan podium. Dengan suara tenang namun tajam, ia menjelaskan satu persatu tujuan dari pertemuan tersebut. Sering kita lupa atau abai menyampaikan maksud dan tujuan dari sebuah pertemuan. Akibatnya banyak peserta bingung apa tujuan dari pertemuan yang diikutinya. Untuk mengatasinya, sebaiknya tujuan pertemuan kita tulis dalam papan tulis atau kertas plano. Dari tujuan pertemuan, kita bisa buat alur dari pertemuan itu sendiri. Ini adalah cara mudah kita mencapai tujuan. Alur pertemuan bisa menggambarkan tahapan-tahapan yang akan dilewati selama pertemuan berlangsung. Selamat mencoba!

Menangkap Cicak

Setelah mengintai cukup lama, akhirnya buaya menangkap juga 2 ekor cicak itu. Demikianlah drama perseteruan antara cicak (KPK) dengan buaya (Polri). Tepatnya kemarin, 2 pimpinan KPK nonaktif, Bibit Samad dan Chandra Hamzah ditangkap polisi dengan alasan khawatir keduanya membangun opini publik karena sering menggelar konferensi pers. Polisi menuduh kedua pimpinan KPK itu telah menyalahgunakan kewenangannya dalam kasus korupsi alat komunikasi Departemen Kehutanan. Setelah keduanya ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi, Presiden lantas meneken surat pemberhentian sementara mereka sebagai anggota KPK. Banyak pihak menganggap tuduhan polisi itu tidak masuk akal dan terlalu mengada-ada. Dukungan pun lantas mengalir kepada kedua pimpinan KPK nonaktif tersebut. Beberapa tokoh nasional pun pasang badan sebagai penjamin mereka. Namun, akankah polisi melepaskan mereka? kita tunggu saja kelanjutan cerita dari perseteruan cicak dan buaya ini.

Kabut Asap

Asap pekat kembali menyelimuti Kota Palangkaraya. Asap dari pembakaran lahan ini sudah di luar ambang batas. Bukan hanya kesehatan manusia yang terganggu, jadwal penerbangan pun menuai akibatnya. Beberapa maskapai penerbangan nasional mengundurkan jadwalnya. Praktis bila kabut asap turun, Bandara Cilik Riwut baru bisa didarati selepas tengah hari. Gangguan kesehatan manusia jangan ditanya lagi. Khususnya anak-anak sudah banyak yang menderita ISPA maupun diare. Seorang bayi dikhabarkan harus menjalani rawat inap di rumah sakit karena terserang diare. Kebetulan bayi mungil itu adalah anak dari sabahat saya di Palangkaraya. Kenapa orang masih suka membakar untuk sekadar membersihkan lahan? Adakah cara lain yang lebih aman? Konon Gubernur Kalimantan Tengah pernah mengeluarkan kebijakan pembakaran lahan secara terbatas, namun kebijakan ini kabarnya sudah dicabut. Mungkin kini kita tinggal berharap pada turunnya hujan. Supaya asap benar-benar hilang dari Kota Palangkaraya. Namun, kedepan seb

Ronda Bumi

Mungkin Anda sudah sangat familiar dengan kata ronda. Ya, aktivitas warga dimalam hari untuk menjaga keamanan lingkungan. Meski aktivitas ini sangat efektif nenangkal berbagai bentuk kejahatan, namun belakangan ini sudah mulai ditinggalkan. Banyak alasan mengapa warga mulai meninggalkan antivitas ini. Seperti misalnya, karena kalau malamnya ronda, keesokan harinya mengantuk di tempat kerja. Alasan lain, bisa bayar uang keamanan kepada petugas yang diminta khusus untuk menjaga keamanan. Padahal, di tengah peradaban modern di perkotaan, interaksi antarwarga sudah sangat terbatas. Untuk itu, sesungguhnya ronda bisa dijadikan media untuk interaksi sosial ini. Menjaga keamanan lingkungan adalah tugas segala warga, dan tidak bisa dibebankan kepada petugas semata meskipun ia sanggup membayarnya. Begitu pula tugas menjaga keselamatan bumi. Tentu saja tidak bisa dibenbankan kepada negara miskin saja. Negara-negara kaya di Utara, hendaknya juga turut menjaga keselamatan bumi dengan cara menguran

Cape Deh

Apa yang Anda pikirkan setelah melihat gambar di atas? apakah PWI yang cape? cafe-nya PWI? atau mungkin juga Cafe FWI? atau cafenya milik orang Jawa kelahiran Ambon? atau apa lagi? Silahkan Anda bebas menafsirkan sendiri. Yang pasti, cafe ini memang ada. Tepatnya di samping kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah. Pembuatannya tentu saja disengaja. Penulisan "Cape PWI" justru akan membuat pengunjung cafe ini penasaran. Ini terbukti, bila hari telah senja, dengan sekejap cafe ini didatangi para muda-mudi untuk sekadar menikmati minuman dan makanan ringan sambil melepas penat. Untuk ukuran kota kecil seperti Kuala Kapuas, kehadiran tempat nongkrong seperti ini tentu saja jadi menarik. Di sini, Cape PWI ini memang satu-satunya tempat nongkrong yang ramai dikunjungi orang. Namun melihat antusiasme anak muda di sini, kabarnya Pemda Kab. Kapuas juga akan mengembangkan cafe-cafe sejenis di pusat kota. Jadi bila Anda berkesempatan hadir di Kuala K

Lamunti

Belum lama ini saya berkesempatan mengunjungi Desa Sriwidadi, Lamunti II B-3. Lamunti berada dalam kawasan eks Proyek Lahan Gambut (PLG) 1 juta hektar yang dicanangkan pada era Presiden Suharto. Ini merupakan kedatangan saya yang kedua di Lamunti dalam sepuluh tahun terakhir. Sejak tahun 1997/1998, para transmigran dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Banjar (Kalimantan Selatan) mulai berdatangan di wilayah ini. Rencananya, di Desa Sriwidadi akan ditempatkan 300 KK, namun menurut catatan Kepala Desa setempat yang sempat ditempatkan cuma 282 KK. Kehadiran para transmigran di sini tentu saja terkait dengan mega proyek pembukaan lahan gambut untuk pengembangan sawah. Namun karena pelaksanaannya amburadul, sebagian transmigran tidak bisa tertahan lama di sini. Menurut penuturan M. Fauzi, Kepala Desa Sriwidadi, warga yang masih bertahan di desa ini cuma 183 KK. Kedalaman gambut yang tebal memang tidak memungkinkannya untuk diolah menjadi lahan persawahan. Setelah tidak jelasny

Pembangunanisme

Kata "pembangunan" biasanya selalu dikaitkan dengan pertumbuhan. Maklum saja, terminologi ini berasal dari paham ekonomi liberal yang sangat suka dengan pertumbuhan ekonomi. Sayangnya, saking sukanya dengan pertumbuhan, maka pembangunan itu sendiri pada akhirnya mengabaikan pemerataan. Kita bisa terjadinya kesenjangan pembangunan di mana-mana, baik antara kota dan desa, atau antara jawa dan luar jawa, hingga antara negara maju dengan negara berkembang, seperti halnya Indonesia ini. Akibatnya, hasil-hasil pembangunan pun hanya dinikmati oleh segelintir orang. Selain berakibat pada terciptanya kesenjangan, pembangunan juga sering kali menimbulkan kerusakan sumber-sumber kekayaan alam dan lingkungan hidup. Sebut saja misalnya pembangunan Proyek Lahan Gambut (PLG) 1 juta hektar di Kalimantan Tengah. Alih-alih mau meningkatkan produksi beras nasional, PLG justru telah merusak hutan rawa gambut yang merupakan penyangga ekosistem. Akibat pembukaan hutan rawa gambut ini, berjuta-juta

Masuk SD

Hari ini Paksi, mulai menginjakkan kaki di sekolah dasar. Sama seperti abangnya, Paksi juga bersekolah di SD Bruder Nusa Indah, Pontianak. Cuma ada sedikit beda dari Damar, abangnya. Kalau waktu Damar masuk SD dulu, ia harus ditungguin sampai seminggu, tapi Paksi tidak. Maklum, Paksi TK-nya juga di Bruder Nusa Indah, jadi dia sudah mengenal lingkungan ini selama setahun terakhir dan sebagian besar kawannya di TK juga masuk di SD ini. Menurut Paulo Freire, pendidikan haruslah memanusiakan manusia. Katanya, dunia pendidikan saat ini cenderung melanggengkan status quo. Nah loh? Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kesadaran manusia dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yakni: kesadaran magis, kesadaran naif, dan kesadaran kritis. Ia menekankan bahwa dunia pendidikan harusnya meningkatkan kesadaran kritis siswa belajarnya, dan bukan malah sebaliknya. Namun, apakah dunia pendidikan kita sudah mengarah ke sana? Jawabnya mungkin bisa anda rasakan saat ini.

Desa Siaga

Enam hari sudah di Makassar. Saya diminta memfasilitasi training bagi 47 orang Fasilitator Desa Siaga. Mereka berasal dari beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Gorontalo dan Nusa Tenggara Timur. Adalah anak-anak muda yang bersemangat untuk turun ke desa, bersahabat dengan masyarakat untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Ya kita semua tahu. Masih banyak dari saudara-saudara kita di pedesaan yang belum dapat mengakses sarana kesehatan dengan baik. Di tengah situasi seperti itu, saya patut berbangga dengan para fasilitator desa siaga tersebut. Mereka adalah sahabat-sahabat perubahan. Selamat berkerja kawan, jangan lupa bekerja adalah juga belajar, dan belajar bisa kita lakukan sambil bermain. Hati senang, jiwa dan raga sehat. Bravo

Optimis Ditengah Krisis

Banyak orang menganalisis bahwa dampak krisis keuangan global masih akan melanda Indonesia di tahun 2009 ini. Tapi apakah kita juga harus paranoid dengan kondisi ini? Tentu saja kita harus tetap optimis, bahwa di tahun ini kita bisa melewati krisis dengan baik. Bagaimana caranya kita bisa melewati krisis tersebut? Sebagian kawan, mencoba peruntungan dengan cara terjun ke dunia politik. Mengingat pada tanggal 9 April yang akan datang, akan digelar pesta demokrasi 5 tahunan untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Menjadi anggota parlemen bagi sebagian kawan adalah upaya untuk keluar dari krisis keuangan global, atau paling tidak keuangan domestiknya. Namun beberapa kawan yang lain, justru akan mulai bisnis kecil-kecil. Misalnya, mau buka warung kopi, rental internet, jualan pulsa HP dan lain sebagainya. Ya, apa sajalah. Memang harus kreatif saat ini. Jadi banyak cara untuk keluar dari krisis. Yang penting tetap optimis, bahwa k

Selamat Datang 2009

Lama sudah tidak Ngeblogg. Selain gak sempat juga karena akses internet lagi rada lelet. Tapi memasuki tahun 2009 ini, saya coba mulai tulis lagi catatan perjalanan saya selama beberapa bulan terakhir ini. Menjelang pergantian tahun 2008 ke 2009 saya sempat pergi ke Manokwari, Papua Barat, untuk bantu kawan-kawan di sana setup Community Foundation. Aktivitas ini didukung oleh Program Tatakelola Kehutanannya Kemitraan. Kembali dari Manokwari, pas tanggal 1 Januari saya meluncur ke Sekadau. Di sana saya fasilitasi trining upgrading staf CU Keling Kumang. Lumayan berat, karena yang di upgrade adalah staff non job. Yohanes memang luar biasa. Itu dulu deh