Langsung ke konten utama

Petani Sawit

Saya baru kembali dari Bodok. Di sana saya memfasilitasi Rapat Kerja Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS). Selama 3 hari saya bergumul dengan 50 orang petani sawit dari berbagai wilayah di Kabupaten Sanggau.

Kegiatan ini saya kemas dengan metode fasilitasi vibrant. Sessi pertama saya gunakan teknik discovery. Saya ajak peserta untuk menemukan pengalaman sukses diri maupun organisasi sebagai modal awal untuk melangkah ke depan.

Hasilnya sungguh dasyat. Meski SPKS baru berumur setahun, ternyata organisasi ini sudah sangat diperhitungkan di tingkat lokal. Salah satu dampaknya adalah naiknya harga tandan buah segar (TBS) produksi petani. Bila sebelum ada SPKS harga TBS tertinggi di kisaran Rp 500 per kg, maka setelah para petani membentuk organisasi ini harganya meningkat menjadi Rp 1.200 per kg.

Sessi kedua saya lanjutkan dengan teknik dream. Peserta saya ajak untuk memimpikan situasi yang diharapkan terjadi pada petani sawit 5 tahun yang akan datang. Pada intinya mereka memimpikan "kesejahteraan" bagi petani.

Sessi selanjutnya saya gunakan teknik design. Saya ajak peserta untuk merancang kegiatan guna mewujudkan mimpinya. Hasilnya ada 3 program prioritas SPKS ke depan. Pertama, penguatan organisasi. Kedua, advokasi hak-hak petani. Dan ketiga, kemandirian ekonomi dalam bentuk pengelolaan kebun yang lebih baik.

Kegiatan ini saya akhiri dengan teknik delivery. Pada sessi ini, peserta saya ajak untuk mencari langkah-langkah praktis yang paling mungkin dapat dilakukan dalam 6 bulan ke depan. Salah satu kegiatan yang akan dilakukan adalah aksi massa dalam rangka memperingati Hari Tani pada 24 September 2007.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekolah Dasar

Ini merupakan hari yang sangat bersejarah bagi Damar. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia menginjakkan kaki di Sekolah Dasar. Tepatnya di SD Bruder Nusa Indah Pontianak. Bagi kebanyakan orang, SD adalah tempat pertama untuk mengenal dunia sekolah. Namanya aja Sekolah Dasar. Namun sebelum memasuki SD, Damar telah masuk di Taman Kanak-kanak Primanda Untan. Mungkin karena namanya TK jadi gak dianggap sekolah, tapi tempat bermain. Namanya khan ada tamannya hehe. OK nak, selamat mengenal dunia yang baru ya. Belajarlah yang tekun, raihlah cita-citamu setinggi langit. Kamu sekarang sudah jadi anak sekolah. Tapi gak kayak Si Doel khan?

Dedeng Alwi

Semak itu dibiarkan tumbuh liar. Kota Palu terasa panas, ketika kakiku menapaki komplek pekuburan itu. Di sini, bersemayam damai jasad sahabatku, Dedeng Alwi. Seorang sahabat yang sangat berkesan dalam hidupku. Tuhan punya rahasia. Dialah yang menentukan kapan saatnya seorang anak manusia dipanggil pulang. Termasuk sahabatku ini, dia dipanggil pulang dalam usia yang belum terlalu tua. Meski sesungguhnya, masih banyak kerja di dunia ini. Dari tanggannya, lahir berpuluh-puluh aktivis lingkungan yang pro rakyat. Maklum, almarhum adalah salah satu dedengkot aktivis LSM di Palu. Karena itu pulalah, aku mengenal sosok almarhum sebagai guru bertangan dingin. Bung, semoga engkau damai di sisi Tuhan Yang Maha Mengerti. Aku sangat kehilangan, sosok sahabat seperti kamu.

Kaki Pelangi

Ini kejadian yang sangat langka. Rabu 27 Juni 2007, sekitar jam 3 sore, Damar anak pertamaku teriak-teriak memanggil ibunya. "Ibu, ibu, ibu sini lihat ada pelangi di depan rumah kita," teriaknya. Ada apa dengan pelangi? bukankah melihat pelangi itu hal biasa? pikir ibunya. Memang betul, kalau kita melihatnya pelangi di atas langit. Tapi yang ini memang beda. Yang dilihat Damar adalah kaki pelangi. Ia melihatnya dari jarak sekitar 3 meter. Pelangi itu ada di depannya. Apa yang dilihat Damar juga dibenarkan oleh ibunya. Istriku itu merinding dibuatnya. Karena selama ini, ia pun baru pertama kali melihat kaki pelangi. Adakah ini fenomena alam biasa? Ataukan tanda keberuntungan bagi orang-orang yang melihatnya? Walahualam, yang jelas Damar dan ibunya telah melihat kaki pelangi, kemarin sore.