Langsung ke konten utama

BBM Melambung

Setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM beberapa waktu yang lalu, kini giliran harga BBM yang tak terkendali di tingkat pengecer. Di pom-pom bensin di kota Pontianak tampak antrian kendaraan untuk mengisi BBM. Karuan saja, tidak beberapa lama stok BBM habis di pom bensin.

Kita masih bisa mendapatkan BBM di pedagang pengecer di pinggir jalan. Namun soal harga jangan ditanya. Jika di pom harga bensin dijual Rp 6.000 per liter, di pedagang kita harus mengeluarkan uang sampai Rp 9.000 untuk mendapatkan seliter bensin.

Ini saya alami sendiri tadi pagi. Bahkan kawan saya bilang, tadi malam ia membeli bensin seharga Rp 10.000 per liter.

Kenapa BBM jadi sulit didapat? Ironisnya justru setelah harga BBM dinaikkan. Ulah para spekulan kah? Atau ini merupakan bukti bahwa pemerintahan SBY gagal menyediakan salah satu bahan kebutuhan pokok rakyat?

Entahlah, hanya SBY yang tahu. Yang pasti, makin hari BBM makin melambung tinggi. Makin sulit terjangkau rakyat kecil.

Komentar

Dickson Aritonang mengatakan…
he he he, makanya jangan bikin tentara jadi presiden boss. wong yang sipil sekolahan aja ngawur kok, apalagi tentoro.... he he he

salam,

Dickson Aritonang
www.sambegana.co.cc

Postingan populer dari blog ini

Sekolah Dasar

Ini merupakan hari yang sangat bersejarah bagi Damar. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia menginjakkan kaki di Sekolah Dasar. Tepatnya di SD Bruder Nusa Indah Pontianak. Bagi kebanyakan orang, SD adalah tempat pertama untuk mengenal dunia sekolah. Namanya aja Sekolah Dasar. Namun sebelum memasuki SD, Damar telah masuk di Taman Kanak-kanak Primanda Untan. Mungkin karena namanya TK jadi gak dianggap sekolah, tapi tempat bermain. Namanya khan ada tamannya hehe. OK nak, selamat mengenal dunia yang baru ya. Belajarlah yang tekun, raihlah cita-citamu setinggi langit. Kamu sekarang sudah jadi anak sekolah. Tapi gak kayak Si Doel khan?

Dedeng Alwi

Semak itu dibiarkan tumbuh liar. Kota Palu terasa panas, ketika kakiku menapaki komplek pekuburan itu. Di sini, bersemayam damai jasad sahabatku, Dedeng Alwi. Seorang sahabat yang sangat berkesan dalam hidupku. Tuhan punya rahasia. Dialah yang menentukan kapan saatnya seorang anak manusia dipanggil pulang. Termasuk sahabatku ini, dia dipanggil pulang dalam usia yang belum terlalu tua. Meski sesungguhnya, masih banyak kerja di dunia ini. Dari tanggannya, lahir berpuluh-puluh aktivis lingkungan yang pro rakyat. Maklum, almarhum adalah salah satu dedengkot aktivis LSM di Palu. Karena itu pulalah, aku mengenal sosok almarhum sebagai guru bertangan dingin. Bung, semoga engkau damai di sisi Tuhan Yang Maha Mengerti. Aku sangat kehilangan, sosok sahabat seperti kamu.

Kaki Pelangi

Ini kejadian yang sangat langka. Rabu 27 Juni 2007, sekitar jam 3 sore, Damar anak pertamaku teriak-teriak memanggil ibunya. "Ibu, ibu, ibu sini lihat ada pelangi di depan rumah kita," teriaknya. Ada apa dengan pelangi? bukankah melihat pelangi itu hal biasa? pikir ibunya. Memang betul, kalau kita melihatnya pelangi di atas langit. Tapi yang ini memang beda. Yang dilihat Damar adalah kaki pelangi. Ia melihatnya dari jarak sekitar 3 meter. Pelangi itu ada di depannya. Apa yang dilihat Damar juga dibenarkan oleh ibunya. Istriku itu merinding dibuatnya. Karena selama ini, ia pun baru pertama kali melihat kaki pelangi. Adakah ini fenomena alam biasa? Ataukan tanda keberuntungan bagi orang-orang yang melihatnya? Walahualam, yang jelas Damar dan ibunya telah melihat kaki pelangi, kemarin sore.