Langsung ke konten utama

Kematian Bayi

Akhir bulan lalu dan awal bulan ini, saya berkesempatan mengunjungi Garut dan Banda Aceh. Adalah Penala yang bermurah hati mengajak saya untuk mendampingi para fasilitator Dinas Kesehatan di kedua daerah itu mengelola lokakarya perencanaan program penurunan kematian ibu dan anak.

Ironis memang, ketika angka kematian ibu dan anak, termasuk bayi dan bayi baru lahir masih cukup tinggi, banyak orang masih tidak ngeh!. Termasuk mereka yang justru mempunyai kewenangan untuk menentukan anggaran bidang kesehatan.

Tarik menarik kepentingan antarsektor masih cukup tinggi di negeri ini. Debat mana yang lebih penting antara sektor kesehatan, atau sektor pendidikan, atau sektor ekonomi, masih mewarnai gedung-gedung dewan yang katanya terhormat.

Sementara debat kusir masih berlangsung di gedung-gedung yang megah itu, ratusan bayi (dan bayi baru lahir), anak atau bahkan ibu yang sedang melahirkan terus bergelimpangan meregang nyawa setiap harinya.

Mereka yang menjadi korban, bukan karena bodoh atau terlalu percaya pada faraji (dukun bayi). Melainkan karena negara yang tidak becus menyelenggarakan kesehatan murah dan berkualitas bagi rakyatnya.

Sampai kapan kita harus menunggu ada tindakan konkrit dari para elit politik untuk segera menurunkan angka kematian ibu, bayi, bayi baru lahir dan anak-anak pewaris peradaaban negeri ini kelak?
Blogged with the Flock Browser

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekolah Dasar

Ini merupakan hari yang sangat bersejarah bagi Damar. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia menginjakkan kaki di Sekolah Dasar. Tepatnya di SD Bruder Nusa Indah Pontianak. Bagi kebanyakan orang, SD adalah tempat pertama untuk mengenal dunia sekolah. Namanya aja Sekolah Dasar. Namun sebelum memasuki SD, Damar telah masuk di Taman Kanak-kanak Primanda Untan. Mungkin karena namanya TK jadi gak dianggap sekolah, tapi tempat bermain. Namanya khan ada tamannya hehe. OK nak, selamat mengenal dunia yang baru ya. Belajarlah yang tekun, raihlah cita-citamu setinggi langit. Kamu sekarang sudah jadi anak sekolah. Tapi gak kayak Si Doel khan?

Dedeng Alwi

Semak itu dibiarkan tumbuh liar. Kota Palu terasa panas, ketika kakiku menapaki komplek pekuburan itu. Di sini, bersemayam damai jasad sahabatku, Dedeng Alwi. Seorang sahabat yang sangat berkesan dalam hidupku. Tuhan punya rahasia. Dialah yang menentukan kapan saatnya seorang anak manusia dipanggil pulang. Termasuk sahabatku ini, dia dipanggil pulang dalam usia yang belum terlalu tua. Meski sesungguhnya, masih banyak kerja di dunia ini. Dari tanggannya, lahir berpuluh-puluh aktivis lingkungan yang pro rakyat. Maklum, almarhum adalah salah satu dedengkot aktivis LSM di Palu. Karena itu pulalah, aku mengenal sosok almarhum sebagai guru bertangan dingin. Bung, semoga engkau damai di sisi Tuhan Yang Maha Mengerti. Aku sangat kehilangan, sosok sahabat seperti kamu.

Kaki Pelangi

Ini kejadian yang sangat langka. Rabu 27 Juni 2007, sekitar jam 3 sore, Damar anak pertamaku teriak-teriak memanggil ibunya. "Ibu, ibu, ibu sini lihat ada pelangi di depan rumah kita," teriaknya. Ada apa dengan pelangi? bukankah melihat pelangi itu hal biasa? pikir ibunya. Memang betul, kalau kita melihatnya pelangi di atas langit. Tapi yang ini memang beda. Yang dilihat Damar adalah kaki pelangi. Ia melihatnya dari jarak sekitar 3 meter. Pelangi itu ada di depannya. Apa yang dilihat Damar juga dibenarkan oleh ibunya. Istriku itu merinding dibuatnya. Karena selama ini, ia pun baru pertama kali melihat kaki pelangi. Adakah ini fenomena alam biasa? Ataukan tanda keberuntungan bagi orang-orang yang melihatnya? Walahualam, yang jelas Damar dan ibunya telah melihat kaki pelangi, kemarin sore.