Langsung ke konten utama

Pengalaman Pertama

Nek, gimana cara belinya? Begitulah pertanyaan Damar pada Neneknya. Rupanya, selama ini Damar belum pernah membeli jajan sendiri. Sehingga ia tidak tau bagaimana caranya membeli jajan. Meski sudah duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar, namun Damar tidak pernah jajan sendiri. Selama ini, ibunya selalu membawakan makanan dan minuman dari rumah.

Kebetulan kemarin Damar diantar Neneknya sekolah. Ibunya lupa membawakan kotak makanannya. Lalu Neneknya memberikan uang seribu rupiah untuk jajan pada saat istirahat. Namun begitu terima uang dari Neneknya, Damar malah bertanya pada Neneknya, bagaimana caranya membeli jajanan di sekolah.

Dengan sabar, Neneknya mengajarinya. Nanti Abang, begitu Damar biasa disapa, bilang saja ke penjaga kantin sekolah, mau beli donat, lalu kasihkan uangnya. Seribu dapat satu donat. Begitu Neneknya mengajari Damar beli jajanan di kantin sekolah.

Setelah tahu caranya membeli jajanan itu, Damar dengan yakin masuk kelas. Ketika bel tanda istirahat dibunyikan, ia cepat-cepat pergi ke kantin untuk membeli donat. Akhirnya, ia bisa juga membeli sendiri jajanan di kantin sekolah. Ya begitulah pengalaman pertama Damar membeli jajanan sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekolah Dasar

Ini merupakan hari yang sangat bersejarah bagi Damar. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia menginjakkan kaki di Sekolah Dasar. Tepatnya di SD Bruder Nusa Indah Pontianak. Bagi kebanyakan orang, SD adalah tempat pertama untuk mengenal dunia sekolah. Namanya aja Sekolah Dasar. Namun sebelum memasuki SD, Damar telah masuk di Taman Kanak-kanak Primanda Untan. Mungkin karena namanya TK jadi gak dianggap sekolah, tapi tempat bermain. Namanya khan ada tamannya hehe. OK nak, selamat mengenal dunia yang baru ya. Belajarlah yang tekun, raihlah cita-citamu setinggi langit. Kamu sekarang sudah jadi anak sekolah. Tapi gak kayak Si Doel khan?

Dedeng Alwi

Semak itu dibiarkan tumbuh liar. Kota Palu terasa panas, ketika kakiku menapaki komplek pekuburan itu. Di sini, bersemayam damai jasad sahabatku, Dedeng Alwi. Seorang sahabat yang sangat berkesan dalam hidupku. Tuhan punya rahasia. Dialah yang menentukan kapan saatnya seorang anak manusia dipanggil pulang. Termasuk sahabatku ini, dia dipanggil pulang dalam usia yang belum terlalu tua. Meski sesungguhnya, masih banyak kerja di dunia ini. Dari tanggannya, lahir berpuluh-puluh aktivis lingkungan yang pro rakyat. Maklum, almarhum adalah salah satu dedengkot aktivis LSM di Palu. Karena itu pulalah, aku mengenal sosok almarhum sebagai guru bertangan dingin. Bung, semoga engkau damai di sisi Tuhan Yang Maha Mengerti. Aku sangat kehilangan, sosok sahabat seperti kamu.

Kaki Pelangi

Ini kejadian yang sangat langka. Rabu 27 Juni 2007, sekitar jam 3 sore, Damar anak pertamaku teriak-teriak memanggil ibunya. "Ibu, ibu, ibu sini lihat ada pelangi di depan rumah kita," teriaknya. Ada apa dengan pelangi? bukankah melihat pelangi itu hal biasa? pikir ibunya. Memang betul, kalau kita melihatnya pelangi di atas langit. Tapi yang ini memang beda. Yang dilihat Damar adalah kaki pelangi. Ia melihatnya dari jarak sekitar 3 meter. Pelangi itu ada di depannya. Apa yang dilihat Damar juga dibenarkan oleh ibunya. Istriku itu merinding dibuatnya. Karena selama ini, ia pun baru pertama kali melihat kaki pelangi. Adakah ini fenomena alam biasa? Ataukan tanda keberuntungan bagi orang-orang yang melihatnya? Walahualam, yang jelas Damar dan ibunya telah melihat kaki pelangi, kemarin sore.