Langsung ke konten utama

Naik Kelas

Hari ini Damar bagi rapot.  Lebih cepat dua minggu dari jadwal nasional yang jatuh pada tanggal 28 Juni 2008. Setelah buku laporan pendidikan itu dibuka, jumlah nilai pada semester 2 meningkat dari 710 pada semester 1 menjadi 755.

Ada 10 mata pelajaran yang diajarkan di kelas satu SD Bruder Nusa Indah Pontianak. Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Senibudaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Bahasa Inggris, dan Bahasa Mandarin. Dua mata pelajaran yang terakhir adalah muatan lokal.

Menarik dicermati nilai Damar di mata pelajaran muatan lokal ini. Nilai Bahasa Inggris yang pada semester 1 tercatat 65, pada semester 2 turun menjadi 60. Nilai Bahasa Inggris ini merupakan nilai terkecil dari seluruh mata pelajaran. Sementara nilai Bahasa Mandarin 90, naik cukup signifikan dari semester 1 yang hanya 75. Dan nilai Bahasan Mandarin adalah nilai tertinggi dari sepuluh mata pelajaran di semester dua ini.

Berdasarkan hasil yang dicapai pada semester 1 dan 2, maka Kepala SD Bruder Nusa Indah Pontianak, MM Mamiek WA Ma.Pd menetapkan bahwa Damar Keina Lebaying naik ke kelas dua. Buku rapot dibagikan langsung oleh Martha, S.pd guru kelas 1A. Sayang, Damar tak ikut menemani ibunya mengambil rapot kerena lutut kaki kanannya masih terluka. Any way, kamu hebat bang. Selamat, kamu naik kelas.
Blogged with the Flock Browser

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekolah Dasar

Ini merupakan hari yang sangat bersejarah bagi Damar. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia menginjakkan kaki di Sekolah Dasar. Tepatnya di SD Bruder Nusa Indah Pontianak. Bagi kebanyakan orang, SD adalah tempat pertama untuk mengenal dunia sekolah. Namanya aja Sekolah Dasar. Namun sebelum memasuki SD, Damar telah masuk di Taman Kanak-kanak Primanda Untan. Mungkin karena namanya TK jadi gak dianggap sekolah, tapi tempat bermain. Namanya khan ada tamannya hehe. OK nak, selamat mengenal dunia yang baru ya. Belajarlah yang tekun, raihlah cita-citamu setinggi langit. Kamu sekarang sudah jadi anak sekolah. Tapi gak kayak Si Doel khan?

Dedeng Alwi

Semak itu dibiarkan tumbuh liar. Kota Palu terasa panas, ketika kakiku menapaki komplek pekuburan itu. Di sini, bersemayam damai jasad sahabatku, Dedeng Alwi. Seorang sahabat yang sangat berkesan dalam hidupku. Tuhan punya rahasia. Dialah yang menentukan kapan saatnya seorang anak manusia dipanggil pulang. Termasuk sahabatku ini, dia dipanggil pulang dalam usia yang belum terlalu tua. Meski sesungguhnya, masih banyak kerja di dunia ini. Dari tanggannya, lahir berpuluh-puluh aktivis lingkungan yang pro rakyat. Maklum, almarhum adalah salah satu dedengkot aktivis LSM di Palu. Karena itu pulalah, aku mengenal sosok almarhum sebagai guru bertangan dingin. Bung, semoga engkau damai di sisi Tuhan Yang Maha Mengerti. Aku sangat kehilangan, sosok sahabat seperti kamu.

Kaki Pelangi

Ini kejadian yang sangat langka. Rabu 27 Juni 2007, sekitar jam 3 sore, Damar anak pertamaku teriak-teriak memanggil ibunya. "Ibu, ibu, ibu sini lihat ada pelangi di depan rumah kita," teriaknya. Ada apa dengan pelangi? bukankah melihat pelangi itu hal biasa? pikir ibunya. Memang betul, kalau kita melihatnya pelangi di atas langit. Tapi yang ini memang beda. Yang dilihat Damar adalah kaki pelangi. Ia melihatnya dari jarak sekitar 3 meter. Pelangi itu ada di depannya. Apa yang dilihat Damar juga dibenarkan oleh ibunya. Istriku itu merinding dibuatnya. Karena selama ini, ia pun baru pertama kali melihat kaki pelangi. Adakah ini fenomena alam biasa? Ataukan tanda keberuntungan bagi orang-orang yang melihatnya? Walahualam, yang jelas Damar dan ibunya telah melihat kaki pelangi, kemarin sore.